Sekolah Alam Depok

Monday, May 21, 2007

Hari Bumi 2007 di Sekolah Alam Depok


MINGGU 22 APRIL 2007. Kesadaran akan kelestarian bumi penting ditumbuhkan sedini mungkin.. Itulah yang kemudian menjadi bagian dari tanggungjawab dunia pendidikan. Bahwa saat ini kualitas ekologi bumi semakin menurun dengan dampaknya yang semakin terasa, ternyata belum disadari secara luas. Sebut saja fenomena pemanasan global, efek rumah kaca, serta terancamnya ketersediaan air bersih untuk penduduk bumi.

Demikian hal ini terungkap dalam talk show Hari Bumi di Sekolah Alam Depok
pada hari Minggu, 22 April 2007 lalu. Bertempat di desa Bedahan, Kecamatan Sawangan, acara digelar dengan mengusung tema “ Sebuah Seruan untuk Tindakan dalam Perubahan Iklim”.

Bertindak sebagai pembicara talk show adalah Albertus Sulaeman, Tim Peneliti Dinamika Atmosfer dan Laut, BPPT, dan Nila, aktivis Pusat Pengembangan Komunitas MADANI Depok. Sulaeman menjabarkan bahwa saat ini grafik konsentrasi Carbondioksida (CO2) menunjukkan peningkatan selama kurun waktu 40 tahun. Posisi temperature bumi saat ini sebenarnya pernah terjadi pada masa cretaceous, yaitu saat masa kehidupan dinosaurus. Setelah itu terjadi titik balik temperature yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Begitulah dalam jutaan tahun terjadi siklus yang berulang. Pertanyaannya, apakah titik balik itu akan kembali terjadi dengan diiringi kepunahan populasi terbesar dimuka bumi(manusia)? Demikian paparan narasumber yang ditambahkan dengan penjelasan tentang efek pemanasan global oleh Nila yang diterangkan sebagai sisi lain yang mengancam kehidupan.

Peringatan ini juga menggelar happening art yang berjudul “menjenguk bumi” oleh siswa Sekolah Alam Depok. Dengan berbagai kreativitas siswa,tampil dengan kostum bertema gunung, transportasi, kostum anti ultra violet, serta ekspresi bumi. “Ini merupakan salah satu cara menumbuhkan kesadaran sedini mungkin tentang pentingnya manusia sebagai khalifah (pemimpin) di bumi untuk peduli kepada amanah yang diembannya sebagai penjaga bumi”, demikian penjelasan dari Setiawan Eko Nugroho, ST selaku Kepala Sekolah Alam Depok. “Apalagi memang Sekolah Alam Depok merupakan lembaga pendidikan berbasis alam yang segala aspek pembelajarannya terkait dengan alam semesta”.

Aktivitas lain juga dilakukan oleh siswa dengan membuat display yang bertema kepedulian lingkungan dari permasalahan yang dijumpai di lingkungan sekolah, seputar aksi reuse, reduse, dan recycle. Display tersebut kemudian menjadi materi dalam pameran jongkok. Dinamakan pameran jongkok karena penataan display menggunakan penyangga bambu yang rendah, sehingga untuk mengamatinya perlu posisi agak berjongkok.

Sepanjang acara tampak antusias dari para pengunjung yang sebagian besar baru mengikuti acara seperti ini. Diharapkan pesan acara Hari Bumi dapat tersosialisasikan secara luas, khususnya melalui dunia pendidikan. Acara dimeriahkan dengan kegiatan market day, serta aktivitas kreatif siswa membuat roket, teropong raksasa, serta membuat cap tangan pada spanduk bertuliskan “save our planet”. Terakhir pengunjung secara bersama-sama mengikrarkan sebuah komitmen untuk setia menjaga kelestarian bumi .